Pura Uluwatu, atau Pura Luhur Uluwatu, salah satu dari enam pura utama yang diyakini sebagai pilar spiritual Bali, terkenal dengan lokasinya yang megah, bertengger di atas tebing curam sekitar 70 meter di atas permukaan laut.
Pura ini juga memiliki latar belakang matahari terbenam yang indah seperti Pura Tanah Lot, pura laut penting lainnya yang terletak di pantai barat pulau.
Uluwatu jelas merupakan salah satu tempat terbaik di pulau untuk dikunjungi untuk menikmati matahari terbenam
Dengan pemandangan langsung menghadap ke Samudra Hindia yang indah dan pertunjukan tari Kecak setiap hari. Arsitektur Bali, gerbang berdesain tradisional, dan patung kuno menambah daya tarik Uluwatu.
Lokasi Pura Uluwatu
Terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Pura ini berjarak 30 kilometer ke arah selatan Denpasar. Uluwatu, juga disebut Pura Luwur, adalah salah satu dari enam Pura Sad Kahyangan, pilar spiritual utama di Pulau Bali.
Uluwatu adalah objek wisata paling populer di pulau Bali, di mana banyak tamu datang untuk menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah dengan latar belakang pura suci Uluwatu dan lautan. Keindahan alam yang tiada tara memang layak menjadi objek wisata yang sangat digemari
Baca Juga : Harga Tiket Masuk Pura Ulun Danu Beratan
Jika anda sangat menyukai pemandangan sunset, maka objek wisata ini sangat cocok untuk anda. Disini anda bisa melihat sunset dengan hamparan lautan dari Samudera Hindia. Luangkan waktu sejenak untuk menikmati keindahan karya alam yang fenomenal ini.
Upacara / Piodalan Di Pura Uluwatu
Setiap enam bulan menurut siklus 210 hari Pawukon di Bali, perayaan ulang tahun pura besar diadakan di pura. Penjaga pura, keluarga kerajaan Jro Kuta dari Denpasar, menjadi pelindung acara tersebut.
Pemeluk agama menganggapnya sebagai perwujudan dari kesaktian yang melindungi Pura Uluwatu. Fasilitas umum tersedia, tetapi tidak di area pura.
Tidak seperti beberapa destinasi wisata lainnya di Bali, kawasan Pura Uluwatu memiliki vendor yang merepotkan dalam jumlah terbatas.
Sejarah
Ada dua pendapat berbeda tentang sejarah Pura Uluwatu.
- Pendapat Pertama, Beberapa orang percaya bahwa Pura ini dibangun oleh Empu Kuturan pada tahun 9 Masehi, pada masa pemerintahan Marakata.
- Pendapat Kedua, Pendapat lain menyatakan bahwa candi ini dibangun oleh Dang Hyang Nirartha, seorang pedanda (biksu Hindu) dari Kerajaan Daha (Kediri) di Jawa Timur. Dang Hyang Nirartha datang ke Bali pada tahun 1546 M, pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Biksu itu membangun Pura Uluwatu di Bukit Pecatu. Setelah menyelesaikan perjalanan spiritual keliling Bali, biksu tersebut kembali ke Pura Uluwatu dan meninggal di sana. Dia moksa (mati dan tubuhnya lenyap), meninggalkan Marcapada (kehidupan duniawi) dan memasuki Swargaloka (surga).
Harga Tiket Masuk
Kunjungan ke Pura Uluwatu dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 15.000 untuk wisatawan domestik dan Rp. 30.000 untuk wisatawan asing. Tiket bisa dibeli di loket tiket yang terletak persis di depan gerbang utama pura.
Pengunjung harus mengenakan sarung dan selempang, serta pakaian pantas yang biasa digunakan untuk mengunjungi tempat wisata pura yang ada di bali.
Seperti yang kita ketahui saat Anda mengunjungi pura manapun di Bali, baik pria maupun wanita harus mengenakan sarung, selendang atau selempang yang diikatkan di pinggang.
Sarung dan selempang disediakan di Pura Uluwatu, dan Anda dapat menggunakannya secara gratis, selama Anda berkunjung ke pura tersebut.
Tari Kecak Uluwatu
Salah satu atraksi yang tidak boleh dilewatkan di Uluwatu adalah tarian tradisional Bali yang disebut Tari Kecak yang dijadwalkan setelah matahari terbenam.
Pertunjukan ini jelas hanya untuk keuntungan turis, dan tidak signifikan secara spiritual bagi pura. Namun, ini adalah cara yang menarik untuk melihat sekilas seni pertunjukan Bali, dan latarnya menakjubkan.
Pertunjukan tari Kecak diadakan di panggung terbuka, Pertunjukan dimulai pukul 6 sore dan berakhir tak lama setelah matahari terbenam.
Rombongan yang terdiri dari sekitar 75 penari pria turun ke atas panggung dengan tangan terulur dan berjabat tangan di udara sambil meneriakkan ‘chak!’ Bertempo cepat mereka. paduan suara berulang-ulang.